Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 22 Mei 2013

7 Zat Aditif pada Makanan

Zat aditif adalah zat yang sengaja ditambahkan pada makanan dengan jumalah yang sedikit untuk memperbaiki rasa, tekstur, penampilan. Beberapa zat aditif sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu misalnya saja mengawetkan makanan menggunakan cuka dan menggarami daging. Pada abad keduapuluhan telah banyak bermunculan makanan olahan yang juga diikiti dengan berkembangnya penggunaan zat aditif yang alami maupun yang sintesis.Untuk mengatur zat aditif, dan menginformasikan konsumen, aditif masing-masing diberikan nomor unik, disebut sebagai "nomor E", yang digunakan di Eropa untuk semua aditif disetujui. Misalnya, asam asetat ditulis sebagai E260 pada produk yang dijual di Eropa.
Banyak aditif makanan menyerap radiasi di daerah ultraviolet dan / atau terlihat dari spektrum. Absorbansi ini dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi aditif dalam sampel menggunakan kalibrasi eksternal. Namun, aditif dapat terjadi bersama-sama dan absorbansi oleh satu bisa mengganggu absorbansi lain. Sebuah tahap pemisahan sebelum diperlukan dan aditif yang pertama dipisahkan dengan kromatografi cair tinggi (HPLC) dan kemudian ditentukan secara on-line dengan menggunakan UV dan / atau detektor terlihat.
Bahan aditif makanan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok tertentu tergantung kegunaanya, diantaranya:
1. Pewarna
Pewarna makanan, atau aditif warna, adalah setiap pigmen, pewarna atau zat yang ditambahkan ke makanan atau minuman, dalam berbagai bentuk yang terdiri dari cairan, bubuk, gel dan pasta.. Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), brilliant blue FCF (biru).
2. Pengemulsi
Pengemulsi atau emulsifier adalah zat yang menstabilkan emulsi dengan meningkatkan stabilitas kinetik. Salah satu kelas pengemulsi dikenal sebagai "zat aktif permukaan", atau surfaktan. Pengemulsi dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, Gom arab dan gliserin

3. Penguat Rasa
Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.
4. Pemanis
Pemanis ditambahkan ke makanan untuk aroma dan mempertajam rasa manis. Pemanis selain gula ditambahkan untuk menjaga energi makanan (kalori) rendah, sehinnga dapat menguntungkan bagi penderita diabetes mellitus dan mengurangi kerusakan gigi dan diare.Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin,siklamat, dulsin, sorbitol dan aspartam. Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan risiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang bersifat karsinogen.
5. Pengawet 
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat mencegah atau menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.
6. Pengental
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan emulsi, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan)
7. Antioksidan
Antioksidan seperti vitamin C dan vitamin E bertindak sebagai pengawet dengan menghambat oksidasi pada makanan, dan dapat bermanfaat bagi kesehatan. Antioksidan bermanfaat bagi kesehatan sebab reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas. Antioksidan menghentikan reaksi berantai dengan menghapus intermediet radikal bebas, dan menghambat reaksi oksidasi lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar