BAHAN PENGAWET ALAMI DAN BERBAHAYA PADA MAKANAN
Gula Pasir
Gula
adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi
perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Gula
tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama bahan
mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang
terbentuk kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium oksida)
untuk menghilangkan ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian diputihkan
dengan belerang
dioksida. Campuran yang
terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah yang mengambang kemudian
dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan dikristalkan
(biasanya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke cetakan.
Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses kristalisasi.
Gula batu adalah gula tebu yang tidak melalui tahap
kristalisasi. Gula kotak/blok adalah gula kristal lembut yang dipres dalam
bentuk dadu. Gula mentah (raw sugar) adalah gula kristal yang dibuat
tanpa melalui proses pemutihan dengan belerang. Warnanya agak kecoklatan karena
masih mengandung molase.
Gula
pasir adalah butiran menyerupai kristal yang merupakan hasil pemanasan dan
pengeringan sari tebu atau bit. Anda tentu sudah tahu bentuk gula pasir, yaitu
butiran berwarna putih yang tersusun atas 99.9% sakarosa murni. Selain dijual
dalam bentuk butiran, gula pasir juga dijual dalam bentuk tepung, populer
dengan sebutan gula halus.
Fungsi
gula pasir biasanya ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk memberikan
rasa manis. Namun selain memberikan rasa, gula pasir juga berfungsi sebagai
pengawet. Sama halnya dengan garam, sifat gula pasir adalah higroskopis atau
menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi dan akhirnya mati.
Penggunaan
gula sebagai pengawet, lazim disebut dengan istilah penggulaan. Penggunaanya
bisa ditaburkan atau dicampur dan dilarutkan dengan bahan makanan atau minuman
yang akan diawetkan. Contoh produk yang diawetkan dengan penggulaan adalah
manisan, selai, dodol, permen, sirup dan jeli.
Formalin
Senyawa kimia
formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),
merupakan aldehida
dengan rumus kimia
H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair
yang dikenal sebagai formalin,
atau padatan
yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida
awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov
tahun 1859, tapi diidentifikasi
oleh Hoffman tahun 1867.
Pada umumnya,
formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi
katalitik pada metanol.
Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang
mengandung karbon dan terkandung dalam
asap pada kebakaran hutan,
knalpot mobil, dan asap tembakau.
Dalam atmosfer
bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari
dan oksigen
terhadap metana dan hidrokarbon
lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga
dihasilkan sebagai metabolit
kebanyakan organisme,
termasuk manusia.
Formaldehida dapat
digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri,
sehingga sering digunakan sebagai disinfektan
dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal juga
dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai, kapal,
gudang dan pakaian.
Formaldehida juga
dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi.
Dalam bidang medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit,
misalnya mengangkat kutil. Larutan dari
formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk
sementara mengawetkan bangkai.
Dalam industri,
formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer
dan rupa-rupa bahan kimia.
Jika digabungkan dengan fenol, urea,
atau melamina,
formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini
dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet.
Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi.
Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin
formaldehida.
Untuk mensintesis
bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk produksi alkohol
polifungsional seperti pentaeritritol,
yang dipakai untuk membuat cat bahan
peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat,
komponen penting dalam cat dan busa poliuretana,
serta heksametilena tetramina,
yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak).
Sebagai formalin,
larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida
serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar